VISI MISI
MEWUJUDKAN KAMPUNG PETANI BERAZASKAN KONSERVASI. MANDIRI EKONOMI,BERDAULAT POLITIK DAN BERMARTABAT SECARA BUDAYANYA
DATA ADMINISTRASI
-
Nama kampung: PEKANDANGAN
-
Nomor kode kampung: 18021918
-
Tahun berdiri: 2000
-
Pemekaran dari kampung: Segala Mider
-
Luas wilayah: 875 Ha
-
Jumlah Dusun: 4 Dusun
-
Jumlah RT: 10 RT
-
Jumlah KK: 264 KK
-
Jumlah Penduduk Pria: 439 Jiwa
-
Jumlah Penduduk Perempuan: 393 Jiwa
-
Total jumlah penduduk: 832 Jiwa
-
Jumlah Anggota BPK: 5 Orang
-
Jumlah Kaur/Kasi: 5 Orang
-
Status kampung berdasarka asal usul: Kampung Adat
-
Status kampung berdasarkan tingkat perkembangan: Swadaya
-
Status kampung berdasarkan IDM: Berkembang
-
Topografi kampung: Perladangan
-
Jumlah Posyandu: 4
-
Sejarah Kampung:
LEGENDA DAN SEJARAH KAMPUNG PEKANDANGAN
a.Legenda Kampung
Menurut cerita para leluhur Pada tahun 1482 Di masa penjajahan. Kampung Pekandangan dihuni oleh keturunan dari BUAI PEMUKA di wilayah ULOK GIYAM yang saat ini bernama Dusun 03 Way Kijang sampai tahun 1517. Yang kemudian berpindah ke Kampung Segala Mider.
b.Arti dari Nama Pekandangan
Pekandangan adalah nama warisan dari Tokoh kepala tebang yaitu Bp.Memed ( Almarhum ) yang menempati pekandangan pada jaman terdahulu, yang terdiri dari dua kata yaitu PEKAN dan DANGAN.Yang artinya PEKAN= Minggu / Seminggu dan DANGAN= Kandang. Pada masa itu penghuni ULAGIAM adalah masyarakat dari Segala mider yang berkebun dan tinggal di Ulagiam mereka sepekan sekali pulang kampung pulang kandang maka bila di gabungkan dari dua kata tersebut menjadi PEKAN+DANGAN hingga saat ini nama Pekandangan di jadikan Nama Kampung yaitu PEKANDANGAN. Luas wilayah Kampung Pekandangan 875 Ha dengan bentangan dari Timur ke Barat 8 Km sedangkan dari Selatan Ke Utara berkisar 3 Km.
Pada tahun 1970 Kampung Pekandangan Datang kembali oleh sekelompok Orang yang datang dari Bandung Jawa Barat kelompok tersebut di pimpin oleh seorang tokoh bernama ADE SOMANTRI beliau membuka lahan yang bertujuan untuk perkebunan TEH yang saat ini tempat tersebut Bernama Dusun 04 Riung Gunung atau Umbul Plastik. Namun karna lokasi yang sangat terjal dan transportasi sangat sulit maka beliau menggagalkan niatnya untuk membuka lahan perkebunan TEH Beliau kembali lagi ke jawa barat namun sebagian pengikutnya tetap tinggal di Umbul pelastik.
Asal mula sebutan Umbul Plastik,pada masa itu masyarakat yang membuka lahan membuat gubuk atau tempat tinggal sementara menggunakan atap terepal atau pelastik karna belum ada genteng justru dengan pelastik yang berbeda warna dari gubuk yang satu dan yang lainnya dilihat dari kejauhan tampak mencolok maka orang- orang menyebutnya umbul plastik,hingga saat ini nama itu melekat padahal Dusun tersebut sudah memiliki nama RIUNG GUNUNG yang artinya Dusun yang di kelilingi Gunung dari bahasa sunda,Nama tersebut warisan dari seorang tokoh bernama Bp. NANDI ( Alm ) sesepuh di dusun tersebut.
Bp. NANDI Sesepuh Dusun 04 yang mewariskan Nama Dusun RIUNG GUNUNG.
Pada tahun 1976 Kembali Dua kelompok Orang dari Bandung Jawa barat dan dari Sendang Rejo Lampung Tengah yang di Pimpin oleh Bapak Daim Jajuli (Alm) sebagai perpanjangan Tangan dari Bp.SIDANG BUDIMAN Suku asli lampung. dengan Kekuatan Surat izin tebang Mereka membuka lahan di dua wilayah yang saat ini bernama Dusun 02 Sri Rahayu waktu itu di pimpin oleh ketua tebang Bp. SARIDI dari Sendang Rejo Suku Jawa,karna mayoritas Pengikutnya warga dari sendang maka sampai sekarang tempat itu terkenal dengan sebutan UMBUL SENDANG padahal Nama dusun tersebut adalah SRI RAHAYU dan yang satu kelompoknya lagi dipimpin oleh ketua tebang sebagai kaki tangan Bp. Daim Jajuli yaitu Bp. Pakih dari linggapura memimpin sekelompok orang untuk membuka di wilayah Dusun 03 Way Kijang, Nama way Kijang berasal dari Kata WAY TIJANG nama peninggalan orang adat pembuka pertama yang artinya WAY itu Sungai TIJANG itu Panjang WAY TIJANG artinya Sungai yang Panjang, karna latah lidah orang sunda menjadi WAY KIJANG. Di penghujung tahun 1978 Bapak Mahpudin memimpin Pembukaan Lahan untuk pertanian yang sekarang bernama Dusun 01 Sri Mulya lahan tersebut berdampingan dengan lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik orang Cina yang bernama Asiam maka karna berdekatan dengan lahan asiam orang-orang menyebutnya wilayah asiam hingga saat ini masih terkenal dengan Dusun Asiam padahal dusun tersebut bernama Sri Mulya.
Engkong Asiam dengan Adiknya yang bernama Gunadi Jaya berbekal HGU bermaksud menguasai Kayu untuk di jadikan bahan bangunan dan dijual ke Bandar lampung,namun ternyata kayu yang di maksud di wilayah tersebut tidak ada maka iya menguasai tanahnya untuk di garap dengan cara di paro tanah misalnya ada orang yang menggarap satu Ha apabila sudah jadi kebun, maka di bagi dua sebagian untuk penggarap dan sebagian untuk Asiam, namun karna kurang menejemen dan pengurus dan penangannan yang baik maka asiam gagal.akhirnya lahan tersebut ditinggal Begitu saja hingga terbengkalai.
Pada tahun 2012 lahantersebut menjadi lahan sengketa yang di menangkan oleh pihak asiam lahan tersebut seluas 60 Ha dan di jual kepada PT Bayu. Yang saat ini sedang di rombak mempergunakan alat-alat berat yang dikirim Oleh PT Bayu. Berdasarkan letak wilayah dan didukung oleh jumlah penduduk yang semakin bertambah dan berkembang maka pada tahun 1977 Kampung Pekandangan dimasukan ke marga Segala Mider dan dijadikan Dusun 07 Segala Mider Kecamatan Padang ratu pada masa kepemerintahan Bp. Sumaji sebagai kepala Kampung Segala Mider.
Batas-Batas Kampung.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Linggapura Kecamatan Selagai Lingga dengan di tandai oleh Aliran sungai Way Seputih. Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Nyukang Harjo Kecamatan Selagai Lingga dan Kampung Tawang Negri Kecamatan Pubian. Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Hutan Lindung Register 39 Kota Agung Utara, untuk sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Marga Jaya Kecamatan Selagai Lingga dengan di tandai oleh aliran Sungai Way Seputih. Oleh karena letak wilayah Dusun 07 Jauh dari kampung induk maka Bp. Sumaji Selaku Kepala Kampung menugaskan 2 Orang yaitu Bp.Eman Suherman mewakili wilayah Sri Mulya/Asiam dan Sri Rahayu/Umbul sendang, untuk Wilayah Way Kijang dan Umbul Plastik di percayakan kepada Bp. Memed.
Susahnya sarana transportasi serta didukung dari jumlah penduduk yang semakin banyak maka Tokoh bersama masyarakat berjuang untuk menjadikan Dusun 07 Segala Mider sebagai Kampung Mandiri dan memiliki kepemerintahan sendiri, hal ini dimulai atau dirintis oleh Tokoh dari Way kijang yaitu Bp.Memed dimasa kepemimpinan Kepala Kampung Bp. Hadi suwoyo pada tahun 1979 tapi pada saat itu perjuangan Bp.Memed masih belum mendapatkan hasil.
Pada tahun 1987-1990 kembali Perjuangan untuk menjadi Desa mandiri di lanjutkan waktu itu Tokoh dari Sri Mulya/Asiam yaitu Bp. Eman Suherman bersama tokoh dan masyarakat melanjutkan perjuangan yang tertunda, masih dimasa kepemimpinan Bapak Hadi Suwoyo namun untuk yang ke dua kalinya perjuangan patah dijalan karna masih banyak persaratan yang belum bisa terpenuhi. Tekat untuk melepaskan diri dari kampung indu semakin kuat didasari rasa keprihatinan atas rasa di anak tirikan di bidang pembangunan,contoh keprihatinan kecil saja bila masyarakat membutuhkan surat keterangan jalan misalnya harus berjalan kaki sejauh 8 Km ke rumah kepala Kampung di Segala Mider.
Di tahun 1998-2000 salah satu warga yang berjiwa besar mencoba melanjutkan perjuangan tokoh terdahulu beliau adalah Bp.Ade ma’mun putra dari Bp.Fhatudin dan Ibu Aroh dari dusun Way Kijang, beliau bukan pejabat di dusun atau orang yang di tokoh kan tapi beliau adalah seorang masyarakat yang merasa prihatin dengan keadaan Kampungnya, luka liku perjuangan jerih payah ditempuh mulai menelusuri dari Kampung induk terus ke Kecamatan hingga ke Kabupaten, lobi-lobipun di lakukan hingga apapun persaratan yang di minta oleh kampung induk di kabulkannya.Pengorbanan Waktu,Tenaga,Pemikiran dan Harta. bahkan cacian dari mereka yang tidak percaya akan keberhasilan perjuangannya.
Sebagian Masyarakat mencibir mereka Bilang jangankan hanya seorang Ade Ma’mun yang hanya masyarakat biasa. Tokoh-tokoh terdahulupun hasilnya nihil. Ade Ma’mun bersama Teman dekatnya ADE.S optimis akan keberhasilan perjuangannya. Berkat kegigihannya akhirnya pada tahun 2000 Ade Ma’mun memetik hasil jerihpayahnya, perjuangan mencapai titik puncak dengan di tandai keluarnya SK Bupati Lampung Tengah Nomor : 87/KPTS/02/2000 sebagai Kampung Persiapan yang terdiri dari 3 Dusun yaitu :
-
Dusun 01 Wilayah Sri Mulya/Asiam
-
Dusun 02 Sri Rahayu/Umbul Sendang
-
Dusun 03 Way Kijang dan Umbul Plastik
Pada taun 2000 secara sederhana Kampung Pekandangan mengadakan pemilihan kepala Kampung untuk Pejabat sementara ( PJS ) secara sederhana dengan Dua Calon yaitu Bp, Ade Ma’mun dan Bp.Ahmin Bunyamin maju untuk menjadi kepala Kampung dalam pemilihan terpilih Bp.Ade Ma’mun dan hasil kesepakatan kedua calon bagi yang tidak terpilih maka menduduki jabatan Sekertaris Kampung. Dengan segala keterbatasan terutama masalah SDM aparatur Kampungnya Pekandangan mulai melayani segala kebutuhan administrasi dengan binaan dari Kampung induk dan Kecamatan. Namun dalam perjalanan melaksanakan tugasnya kedua tokoh ini kurang harmonis karena keduanya bekas lawan politik dalam pemilihan Kepala Kampung dua tahun Tepatnya Tanggal 19 Juli tahun 2002 jabatan Sekertaris Kampung dilimpahkan kepada Sdr.Jakariya Saputra yang menjabat sebagai Kaur pemerintahan,ditandai dengan dikeluarkannya Surat Kuasa Yang berbunyi:( Pihak Ke Satu )Segala sesuatu yang menyangkut urusan Desa ( kepentingan Umum ) Saya serahkan sepenuhnya kepada Pihak ke Dua ( Jakariya.S).
Bp.Jakariya Saputra di angkat sebagai sekertaris Kampung dan menjadi Pegawai Negri Sipil dengan NIP : 197206152009061003. pada Tahun 2009. Masa jabatan Ade Ma’mun sebagai Kepala Kampung Pejabat sementara selama 7 Tahun dari tahun 2000-2007.
Pekandangan berhasil menjadi Kampung Difinitip pada tahun 2005 ditandai dengan keluarnya SK Bupati Lampung tengah Semasa Kepemerintahan Bp.Bupati ANDI AHMAD SAMPURNA JAYA Nomor : 242/KPTS/03/2005 pada Tanggal 28 Juli 2005. Di masa itu masyarakat Kampung Pekandangan masih sangat minim Perekonomian dan SDM nya. kegiatan Masyarakat banyak yang menjadi buruh atau kuli Panggul kayu Ilegal di register 39 Kota Agung Utara banyak Lahan perkebun masyarakat ditinggalkan begitu saja oleh Pemiliknya hingga rusak Parah Bongkor tidak menghasilkan,pada tahun 2004 datanglah sekelompok LSM dan mahasiswa yang bernaung dibawah bendera WANACALA dari Bandar Lampung. Mereka mengadakan pendampingan di kampung Pekandangan bersama PMU tentang Konservasi tanah dan air terpadu mereka dengan sabar dan gigih menyadarkan masyarakat dari pembalakan liar dan penebangan kayu illegal serta memberi gambaran dengan memutar filem penyuluhan tentang bahayanya hutan gundul. kegiatan lainnya pembuatan Peta Kampung secara Fartisipatif, pembuatan Lenstra Kampung,membangun Kampung konservasi, membangun teras siring bersatu padu dengan masyarakat,Membuat Maket Kampung.
Berkat semangat dan kegigihanya wanacala hanya 6 bulan berhasil menyadarkan masyarakat Hingga kampung pekandangan mendapat penghargaan Kalpataru dari Bupati lampung tengah sebagai kampung penyelamat lingkungan selain kalpataru kampung pekandangan menyandang gelar Kampung Pilot Prozek Konservasi Lampung tengah.
Dimasa pemerintahan Kepala Kampung PJ Bp. Ade Ma’mun dusun 03 dimekarkan mengingat luas wilayah yg ter lalu luas walau jumlah penduduk relatip sedikit.maka kampung pekandangan terdiri dari 4 Dusun dan 10 Rt. Dimasa kepemerintahan Kepala Kampung( PJ ) ADE MA’MUN Kampung Pekandangan belum terlihat kemajuan,Belum mendapat Bantuan yang signipikan baik dari Pemerintah Kabupaten atau dari Propinsi. Dusun yang baru mekar diberi nama Umbul Pelastik namun tiga tahun setelah mekar dusun tersebut berganti nama yaitu Riung Gunung hasi pemikiran seorang Tokoh Bp.NANDI (Alm) Pada tahun 2008 Kampung Pekandangan mengadakan Pemilihan Kepala Kampung secara resmi dengan 2 Kandidat yaitu Bp.Ahmin Bunyamin dengan Bp.Dede Kurnia yang di menangkan oleh Bp. Ahmin Bunyamin dan menjabat dari tahun 2008-2013.
Dimasa kepemimpinan Bp. Ahmin Bunyamin pembangunan mulai terasa. pembangunan yang sipatnya bantuan/Program pemerintah diantaranya Terbangunnya Pasilitas Umum Balai Kampung di Dusun 03, Saung Miting Di Dusin 01. Sri Mulya th.2007 ,Jembatan Gantung Dusun 02 Gedung sekolah SLTP satu atap di Dusun 03 Way Kijang ,Jalan Rambat Beton di Dusun 02 Jalan TMMK Dusun 01. berakhir kepemimpinan Bp. Ahmin Bunyamin di tahun 2013. Pada tahun 2013 di laksanakan pemilihan kepala kampung yang ke tiga kalinya dengan Dua Calon yaitu Bp. Ahmin Bunyamin sebagai calon Nomor urut 2 dan Bp. Ade Ma’mun dengar no urut 1 yang dimenangkan oleh Bp. Ade Ma’mun. Pelantikan Kepala Kampung Ke tiga Oleh Wakil Bupati Bp.MUSTOPA tahun 2013.
Kampung pekandangan terdiri dari Empat Dusun yang letaknya terpisah-pisah.Masyarakat satu dusun dengan masyarakat dusun lainnya tidak terjalin hubungan imosional karna jarak antar dusun berjauhan dan tidak memiliki jalan tembus sehingga apabila kita dari dusun satu mau ke dusun dua kita harus melewati kampung tetangga yaitu kampung Linggapura begitupun dari dusun dua mau kedusun tiga kita harus ke kampung Linggapura terlebih dahulu, dusun tiga ke dusun empat pun demikian. Jarak antar dusun kurang lebih 2-3 Km. demikian juga dengan Nama sungai di Pekandangan memiliki Nama Khas di masing-masing dusun.untuk Dusun 01 memiliki Sungai yang Bernama CI AWI berasal dari bahasa Sunda, Dusun 02 Kali Pasir Berasal dari Bahasa Jawa dan Di Dusun 03 Way Kijang dari bahasa Lampung.
Suku Bahasa yang tinggal di kampung pekandangan 80 % suku Sunda dan Sisanya 20 % Suku Jawa.untuk masyarakat suku sunda berada di Dusun 01 Sri Mulya,03 Way Kijang dan Dusun 04. Riung Gunung,sementara Masyarakat yang bersuku Jawa sebagian besar berada di Dusun 02 Sri Rahayu. Pekandangan hanya dihuni oleh Dua suku yaitu Suku jawa dan Suku Sunda yang masih kental dengan adat istiadat kebudayaanya,warisan Para leluhur dari pulau jawa.
KEPALA KAMPUNG PEKANDANGAN
KEPALA KAMPUNG PERTAMA KEPALA KAMPUNG KE DUA ( Pejabat Sementara ) Bp.AHMIN BUNYAMIN ADE MA’MUN Menjabat Tahun 2000-2007, Menjabat Tahun 2007-2013. KEPALA KAMPUNG KE TIGA KEPALA KAMPUNG KE EMPAT Bp.ADE MA’MUN, Bp.AHMIN BUNYAMIN, Menjabat Tahun 2013 Sampai 2019, Menjabat Tahun 2019 Sampai 2025. JAKARIYA SAPUTRA SEKRETAR KAMPUNG TAHUN 2002-2020. DENI IRAWAN SEKRETAR KAMPUNG TAHUN 2020-SAMPE SEKARANG.